UNJUK KERJA CATU DAYA 12 VOLT 2A DENGAN PASS ELEMENT TRANSISTOR NPN DAN PNP
Oleh : Fathoni
Abstrak: Transistor pelewat (pass element transistor) yang dipasang pada rangkain catu daya yang menggunakan IC regulator 3 terminal adalah untuk booster arus output. Ada dua cara pemasangan transistor pelewat yang umum digunakan, yaitu dengan transistor pnp dan npn. Transistor pnp dipasang dengan basis transistor yang terhubung pada input IC regulator sedangkan transistor npn dipasang dengan basis transistor yang terhubung pada output IC regulator.
Untuk mengetahui unjuk kerja dari kedua cara tersebut, yaitu regulasi beban (load regulation) dan suhu heat sink komponen aktip, maka perlu dilakukan pengujian dengan kondisi kerja yang sama dan pembebanan sampai batas maksimalnya. Pengujian dilakukan pada 2 buah catu daya 12 volt 2 A yang berbeda konfigurasi transistor pelewat-nya. Pembebanan bervariasi dari 0,1 hingga 3 A. Perubahan arus beban dilakukan dengan rapat dan dengan selang waktu 1 menit.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa catu daya yang menggunakan transistor pelewat jenis pnp lebih bagus regulasi bebannya dibanding transistor npn, yaitu 0,827 % dibandinng 2,149 %. Saat kondisi hubung singkat, berlaku sebaliknya, yaitu suhu heat sink transistor npn serta IC regulatornya lebih baik dibanding transistor pnp serta IC regulatornya, yaitu 52 °C dan 47 °C untuk transistor npn dan IC regulatornya dibanding 58°dan 63 °C untuk transistor pnp dan IC regulatornya.
Kata kunci: Hubung-singkat, IC regulator, regulasi-beban, transistor-pelewat
PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR
Oleh : Emmilia Agustina
Abstrak: Kayu putih (Melaleuca leucadendron L) merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak cabang yang menggantung ke bawah. Daun kayu putih ini mengandung senyawa kimia, antara lain: sineol, melaleucin, minyak atsiri yang terdiri dari terpineol, cineol dan lignin. Alkohol merupakan senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil (R-OH) yang terikat pada atom karbon, yang atom karbon itu sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Berdasarkan latar belakang, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui pengaruh medan listrik luar terhadap sudut putar polarisasi cahaya pada alkohol dan minyak kayu putih, (2) Mengetahui pengaruh perubahan konsentrasi terhadap sudut putar polarisasi cahaya pada alkohol dan minyak kayu putih, (3) Mengetahui pengaruh medan listrik luar dan perubahan konsentrasi terhadap sudut putar polarisasi cahaya pada alkohol dan minyak kayu putih. Penelitian ini mengkaji sifat optis non linear dari alkohol dan minyak kayu putih dengan berbagai konsentrasi dalam medan listrik luar. Perilaku optis yang dikaji adalah pemutaran arah getar medan listrik dari berkas cahaya yang ditransmisikan karena pengaruh medan listrik luar dengan nilai 1,6 KV/m, 3,1 KV/m, 4,5 KV/m, 4,9 KV/m, 9,2 KV/m, 10,2 KV/m, 13,8 KV/m, 16,4 KV/m, dan 19,7 KV/m pada alkohol dan minyak kayu putih. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan cara memplot ke dalam grafik. Dari hasil eksperimen diperoleh hasil bahwa perubahan sudut putar polarisasi cahaya berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi dan medan listrik yang mengenai bahan. Perubahan sudut putar polarisasi cahaya pada alkohol lebih besar dibandingkan dengan minyak kayu putih. Semakin besar sudut putarnya, maka semakin murni bahan tersebut.
Kata Kunci: Medan Listrik, Polarisasi, Minyak Kayu Putih, Kemurnian
ANALISIS KARAKTERISTIK PENGARUH SUHU DAN KONTAMINAN TERHADAP VISKOSITAS OLI MENGGUNAKAN ROTARY VISCOMETER
Oleh : Rizky Hardiyatul Maulida, Erika Rani
Abstrak: Pada zat cair, ukuran partikel menentukan tingkat kekentalan (viskositas) dari cairan itu sendiri. Perbedaan viskositas pada zat cair menunjukkan fungsi zat cair tersebut. Contohnya viskositas air lebih rendah dari pada oli, hal itu menyebabkan air dapat dikonsumsi dan oli tidak. Masing-masing oli juga mempunyai viskositas berbeda sesuai dengan fungsi oli dan mesin yang digunakan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui oli yang viskositasnya lebih cepat menurun pada saat suhu yang diberikan semakin tinggi, serta mengetahui oli yang baik menurut peneltian tersebut. Hasil yang didapatkan dari penelitian pengaruh suhu terhadap viskositas oli adalah persamaan eksponensial untuk oli bensin yaitu oli A (y = 1196.e-0.06x), oli B (y = 1169.e-0.06x), oli C (y = 919.7e-0.04x). Oli diesel yaitu oli D (y = 522.9e-0.05x), oli E (y = 1125.e-0.04x), dan oli F (y = 849.9e-0.04x). Sedangkan untuk oli samping yaitu oli G (y = 908.7e-0.05x), oli H (y = 653.8e-0.05x), dan oli I (y = 925.7e-0.06x). Berdasarkan grafik yang didapatkan dari data hasil penelitian dapat diketahui bahwa oli yang lebih cepat encer ketika dipanaskan hingga suhu 800C adalah oli B (untuk oli bensin), oli D (untuk oli Diesel), dan oli H (untuk oli samping). Adapun oli yang baik adalah oli C (untuk oli bensin), oli E (untuk oli diesel), dan oli G (untuk oli samping).
Kata Kunci: Viskositas, Oli, Rotary Viscometer
KARAKTERISASI CANGKANG KERANG MENGGUNAKAN XRD DAN X RAY PHYSICS BASIC UNIT
Oleh : Menik Sri Wahyuni, Erna Hastuti
Abstrak: Cangkang kerang jenis Anadara Granosa merupakan bahan keramik yang termasuk ke dalam jenis zat padat kristal. Sebagai langkah awal dilakukan penelitian dengan sampel cangkang kerang (CaCO3) yaitu melakukan karakterisasi menggunakan dua alat yang berbeda yaitu X Ray Diffraction (XRD) dan X Ray Physics Basic Unit, ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kedua alat tersebut. Dalam karakterisasi cangkang kerang (CaCO3) menggunakan X–Ray Diffraction dan X – Ray Physics Basic Unit tahapan – tahapannya antara lain: (1) cangkang kerang dicuci dengan alkohol dan gelombang ultrasonik, (2) penghalusan secara manual dan ball milling, (3) Karakterisasi menggunakan XRD dan X-Ray Physics Basic Unit, (4) Pengamatan serbuk cangkang kerang menggunakan Transmission Electron Microscopy (TEM) dan mikroskop inverted, (5) analisa.Dari hasil karakterisasi menggunakan XRD diketahui strukturnya adalah ortorombik, dengan nilai parameter kisi a 4.96630, b 7.95950, c 5.75030, sedangkan untuk nilai Rp, Rwp, Rexp, RB dan GOF masih belum didapatkan hasil yang baik, hal ini disebabkan cangkang kerang merupakan bahan alam yangbersifat heterogen. ini dapat dilihat dari hasil foto TEM yang masih kurang jelas. Sedangkan hasil difraksi sinar x menggunakan X-Ray Physics Basic Unit tidak didapatkan puncak yang jelas, namun dapat dihitung energi tertinggi pada sudut 18o yaitu 2,006.10-6 d -1 dan energi terendah pada sudut 58o sebesar 1,171.10-6 d -1. Dan dari pengamatan dengan mikroskop inverted didapatkan ukuran butir sampel antara 1.28 sampai 0.85 .
PENENTUAN NILAI KALOR DENGAN BAHAN BAKAR KAYU SESUDAH PENGARANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN NILAI POROSITAS ZAT PADAT
Oleh : Khilfatin Nabawiyah, Ahmad Abtokhi
Abstrak: Arang adalah suatu bahan padat yang berpori-pori dan merupakan hasil pembakaran yang mengandung unsur C (karbon). Sebagian pori-porinya masih tertutup dengan hidrokarbon, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari “fixed carbon”, abu, air, nitrogen, dan sulfur. Sifat-sifat penting kayu meliputi nilai kalor, kadar air, berat jenis (berhubungan dengan nilai densitas). Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara nilai kadar kalor yang terkandung di dalam arang kayu dengan nilai densitasnya. Serta membandingkan dengan nilai kadar kalor pada kayu sebelum proses pengarangan.
Hasil pengujian karakteristik arang kayu yang meliputi nilai kalor, kadar air, dan densitas adalah sebagai berikut : Besarnya kadar air yang terkandung pada kayu sono adalah 13,12 %, kayu mahoni 13,37 %, kayu jati 14,44 %, kayu nangka 14,8 %, dan kayu waru 14,5 %. Besarnya nilai densitas yang dimiliki oleh tiap kayu yaitu pada arang kayu sono 0,86 x 103 kg/m3, arang kayu mahoni 0,23 x 103 kg/m3, arang kayu jati 0,26 x 103 kg/m3, kayu nangka 0,47 x 103 kg/m3, dan kayu waru 0,35 x 103 kg/m3. Dan besarnya nilai kalor untuk arang kayu sono 229,01 kal/gr, arang kayu mahoni 299,22 kal/gr, arang kayu jati 230,58 kal/gr, arang kayu nangka 242,9 kal/gr, dan kayu waru 242,2 kal/gr.
Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa nilai densitas kayu bervariasi pada setiap kayu. Besarnya nilai kalor dipengaruhi oleh besarnya kandungan air, suhu sekitar pembakaran, nilai densitas yang dimiliki kayu serta alat dan bahan yang digunakan. Dengan massa yang sama bila semakin besar nilai densitas kayu, akan semakin kecil ukuran volume dan semakin kecil juga energi kalor yang dihasilkan. Nilai densitas pada arang kayu mengalami penurunan massa awal dikarenakan terjadi proses pengarangan, sehingga tidak ada hubungan antara nilai kalor pada kayu sebelum dan sesudah pengarangan. Akan tetapi terdapat hubungan antara nilai densitas arang kayu dengan besarnya nilai kalor, yaitu bila semakin besar nilai densitas arang kayu, maka semakin kecil nilai kalor yang dihasilkan.
Kata Kunci: Kadar kalor, Kayu, Arang, Densitas
IDENTIFIKASI PENYAKIT TYPHUS DENGAN ANALISIS CITRA DARAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN
Oleh : Nur Baiti Sholihah
Abstrak: : Darah yang mengalir dalam tubuh mempunyai kemampuan dalam mendeteksi penyakit dengan bantuan citra. Cara mengidentifikasi citra darah pada penderita typhus dilihat dari perbedaan Eritrosit pada penderita typus dan normal, perbedaan ini terjadi akibat penyerangan virus Salmoneta Thyphosa. Pemeriksaan darah tepi adalah cara sederhana untuk membuat diagnosa cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang (lekopenia) jumlah limfosis yang meningkat eosinofilia. Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit pendarahan usus atau perforasi, leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi. LED (Laju Endap darah) Meningkat dan jumlah trombosit normal atau turun . Hal ini sesuai dengan pengolahan citra yang dipisah warna, dihistrogram dan dicari nilai pixel warna . Dilihat dari nilai pixel darah typhus lebih kecil pada penderita typus.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Fisika komputasi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang pada tanggal 15 Juli sampai dengan 30 September 2010. Tahapan penelitian dibagi 2 yaitu tahapan pengolahan citra dan tahapan metode jaringan syaraf tiruan. Pada tahap pengolahan citra menggunakan pre-processing dan nilai piksel warna merah kuning dan biru. Data hasil pengolahan citra digunakan sebagai input jaringan syaraf tiruan. Jaringan syaraf tiruan yang digunakan dengan algoritma Backpropagation. Proses jaringan syaraf tiruan menggunakan jumlah neuron 5, 15, 25, 35, 45 dan 55 untuk mengetahui ke akuratan jaringan mengenali data yang diujikan.
Kata Kunci: Typhus, Nilai Pixel Warna RGB , Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation
BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BUMI DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK METODE TAHANAN JENIS(Studi Kasus Daerah Lereng Kampus II UIN Maulana Malik Ibrahim Kec. Junrejo, Batu-Malang)
Oleh : Latifatul Jannah, Abdul Basid, M.Si, Rusli*
Abstrak: Rencana pembangunan kampus II UIN di Desa Tlekung Kecamatan Junrejo, Batu-Malang mengharuskan pihak UIN untuk menata lahan agar sumber daya lahan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam penataan lahan tersebut haruslah dilakukan eksplorasi dangkal terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi tentang kondisi tanah, yang meliputi lapisan tanah, struktur tanah, sifat tanah, kedalaman batuan dasar, kestabilan tanah serta gejala-gejala gerakan tanah yang mungkin terjadi seperti longsor. Longsor merupakan salah satu bencana geologi yang terjadi tidak hanya karena kondisi geologi yang mendukung tapi juga sering dipicu oleh aktifitas manusia. Dengan kondisi tanah kampus II UIN yang berupa lereng yang memungkinkan terjadinya longsor maka perlu dilakukan tindakan preventif dengan melakukan ekplorasi dangkal agar tidak sampai merugikan pihak kampus.
Penelitian ini menggunakan instrumen geolistrik dengan metode tahanan jenis konfigurasi wenner, dan dengan prosesing data menggunakan program Res2Dinv dengan hasil berupa citra penampang resistivitas dua dimensi dan program IPI2Win dengan hasil berupa kurva matching beserta tabel nilai resistivitas, kedalaman dan ketebalan lapisan.
Penelitian ini terdiri dari dua lintasan, pada lintasan pertama dengan letak astronomi 12, 32’ 42,3 BT dan 07, 55’ 14,1” LS sampai 112, 32’ 42” BT dan 07, 55’ 05,4” LS tidak ditemukan bidang gelincir, diperkirakan mempunyai lima lapisan batuan, dari lapisan paling atas ke bawah berturut-turut ditafsirkan sebagai batu pasir agak kasar, batu pasir keras, batu pasir tufaan kasar, kerikil dan batu pasir breksil padu. Sedangkan pada lintasan kedua yang terletak pada 112, 32’ 34” BT dan 07, 55’ 7,9” LS sampai 112, 30’ 07” BT dan 07, 55’ 15,5” LS dan merupakan daerah jurang dengan kemiringan 20° dan kedalaman jurang 40 meter terdapat bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsoran lokal, diperkirakan mempunyai lima lapisan batuan, lapisan paling atas ke bawah berturut-turut ditafsirkan sebagai batu pasir agak kasar, batu pasir yang keras, batu lempung pasiran, pasir breksil dan batu pasir breksil padu, dimana lapisan ketiga adalah lapisan yang berperan sebagai bidang gelincir.
Kata kunci: Bidang gelincir, Geolistrik, metode tahanan jenis, Tanah Kampus II UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
PERANCANGAN DAN PEMBUATAB ALAT UKUR KADAR KROM DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM
Oleh : Tin Yunis Mahfudloh, Mohammad Tirono
Abstrak: Air adalah bahan yang berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Air steril dengan kandungan mineral yang cukup dan tidak terpolusi dapat berperan sebagai cairan yang menata keseimbangan tubuh. Apabila air yang dikosumsi manusia telah tercemar oleh sampah dan limbah industri yang mengandung zat-zat kimia/logam berat yang bersifat racun akan berbahaya Seperti kromium/krom dengan kode kimiawi Cr. Penelitian dilakukan untuk membuat alat ukur kadar krom dalam air dengan metode absorpsi dengan instrumen fotometri.
Alat ukur kadar krom dalam air menggunakan prinsip spektroskopi serapan atom terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem optik dan sistem elektronik. Sistem optik terdiri dari lampu halogen, filter cahaya dengan panjang gelombang 520.4, kuvet dan sensor photodioda. Sedangkan sistem elektronik terdiri dari ADC 0804, MCU AT89S51 dan LCD. Prinsip keja alat ini adalah cahaya polikromatis yang dipancarkan oleh lampu halogen akan melewati filter sehingga cahaya polikromatis akan bersifat monokromatis. Cahaya akan melewati air dengan kadar krom 0% untuk mereset reagen dan pelarut kemudian dideteksi oleh sensor sehingga menghasilkan data I0. Setelah dideteksi air akan bergeser ke atas dan sensor bergeser kebelakang untuk mendeteksi sampel yang mempunyai kadar krom tertentu dan menghasilkan data I1. Di dalam sampel ini terjadi penyerapan intensitas cahaya oleh atom krom. Kemudian data I0 dan I1 akan diolah oleh MCU AT89S51 dan ditampilkan pada LCD.
Sampel yang digunakan adalah larutan H2O dengan K2Cr2O7 sebanyak 10 sampel dengan variasi kadar 0%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3%, 3.5%, 4%, 4.5%, dan 5%. Larutan krom diperoleh dengan cara mengencerkan 10gr K2Cr2O7 dalam 100ml H2O sehingga didapatkan K2Cr2O7 10% sebagai larutan stok, selanjutnya untuk mendapatkan K2Cr2O7 dengan kadar tertentu, maka diambil dari larutan stok kemudian diencerkan sampai volume 25 ml sesuai dengan rumus M1 V1 =M 2 V2
Hasil pegujian pada sistem elektronik menunjukkan prosentase penyimpangan rata-rata untuk data I0 dan I1 masing-masing adalah sebesar 1,86% dan 2,67%. Sedangkan hasil pengujian pada sistem keseluruhan menunjukkan prosentase kesalahan relatif rata-rata sebesar 4,83%.
Kata kunci: Krom (Cr), Spektroskopi Serapan, Panjang Gelombang, Cahaya
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENUNJUK ARAH SERTA DETEKSI JARAK BENDA UNTUK TUNANETRA DENGAN OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER
Oleh : Titik Muji Rahayu
Abstrak: Mata adalah salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting. Mata berfungsi mengenali pertama kali berbagai benda yang kita temui dengan melihatnya. Namun tidak semua orang bisa menggnakan fungsi mata secara sempurna. Beberapa orang tidak bisa menggunakan mata sebagaimana fungsinya. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kebutaan. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Untuk menghasilkan alat yang dapat mendeteksi keberadaan benda di depan penderita tunanetra dengan output suara berbasis mikrokontroler, dan (2) Untuk menghasilkan alat penunjuk arah mata angin bagi penderita tunanetra dengan output suara berbasis mikrokontroler.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dan dicari simpangannya. Pada perangkat penunjuk arah HM55B diperoleh simpangan rata-rata sebesar 3,65% dengan taraf ketelitian 96,35% dan pada perangkat pendeteksi jarak benda kesalahan relatifnya sebesar 1,92% dengan taraf ketelitan 98,08%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alat tersebut dapat bekerja dengan baik.
Kata Kunci: Mata Angin, Gelombang Bunyi, Kompas Modul HM55B, Sensor Ultrasonik D-Sonar, Mikrokontroler, ISD 2590