PEMAKSIMALAN DAYA KELUARAN SEL SURYA MENGGUNAKAN LENSA CEMBUNG
Oleh:
Budhi Priyanto[1]
ABSTRAK: Penggunaan kumpulan lensa cembung meningkatkan intensitas berkas cahaya matahari. Lensa cembung baik yang disusun secara mendatar maupun secara melengkung dan diletakkan diatas panel sel surya pada jarak 15 cm dibawah lensa mampu menaikkan daya keluaran sel surya.lensa cembung yang disusun secara mendatar dapat menaikkan daya keluaran sel surya diatas 25% sedangkan lensa yang disusun secara melengkung mampu menaikkan daya keluaran diatas 50 %. Jadi penggunaan lensa cembung dapat memaksimalkan daya keluaran sel surya.
Katakunci: Sel surya, lensa cembung
ABSTRACT: The use of a collection of convex lens is maximized the power output of solar cells. Convex lenses arranged either in a horizontal or in a curve. The lens was placed above the solar cell panel at a distance of 15 cm below the lens. The circuit was able to increase the power output of solar cells. Convex lenses arranged horizontally can increase the power output of solar cells above 25% while the lenses are arranged in a curved able to increase the output power above 50%.
Keywords: Solar cells, convex lens
MEKANISME ERUPSI DAN MODEL KANTONG MAGMA GUNUNGAPI IJEN
Oleh:
Hena Dian Ayu 1[1], Akhmad Jufriadi2
ABSTRAK : Mekanisme erupsi suatu gunungapi dapat dilihat berdasarkan karakteristik dan bagaimana model kantong magma gunungapi tersebut. Karakteristik dan posisi kantong magma dapat diestimasi dengan mengunakan metode seismik yaitu dengan menganalisa rekaman sinyal seismik dari suatu gempa vulkanik maupun tektonik. Analisis terhadap rekaman sinyal gempa vulkanik (tipe A dan tipe B) dan tremor harmonik yang didapatkan dari 3 stasiun seismik yaitu Ijen (Ijen), Terowongan Ijen (TRWI) dan Kawah Utara Ijen (KWUI) dilakukan dengan cara menyeleksi sinyal berdasarkan waveform dan dilihat pola spektralnya untuk mendapatkan kandungan frekuensinya. Analisis hiposenter dilakukan untuk mengetahui kedalaman gempa vulkanik dan mengestmasi dimanakah dan bagaimana model kantong magmanya. Dari perhitungan diperoleh sebaran posisi hiposenter berada pada kedalaman berkisar 0–2.500 meter dibawah Kawah Ijen untuk Gempa VB, 2.000–2.500 meter dibawah Kawah Ijen untuk Gempa VA dan 5.000–50.000 meter dibawah permukaan laut untuk Gempa Tektonik Lokal. Hasil penelitian menunjukkan daerah aseismik berada pada kedalaman lebih dari 4000 meter dibawah permukaan laut, yang diindikasikan sebagai kantung magma. Adapun proses internal yang terjadi adalah lebih disebabkan oleh adanya pergeseran patahan karena terjadi peningkatan aktivitas magma. Dan didapatkan pula bahwa model kantong magmanya bersistem ganda. Pada model ini, Letusan dapat dipandang sebagai terjadinya proses pengosongan kantong magma dangkal. Gaya eksternal F(t) dianalogikan tekanan magma yang mengandung gas Pm(t), gaya pegas (-ky) analog dengan tekanan hidrotermal dari air danau kawah. Diasumsikan bahwa ketika gaya eksternal yang mendorong massa sudah melebihi gaya pegas dan redamannya yang menahan massa, maka gaya eksternal akan keluar pada panjang pegas dan massa akan memantul kembali. Keadaan tersebut dianalogikan dengan terjadinya erupsi, yaitu ketika tekanan magma (Pm) sudah melebih tekanan hidrotermal (Ph), maka tekanan akan keluar dan terjadi erupsi.
Kata kunci: gempa vulkanik, Gunung Ijen, hiposenter
ABSTRACT: A volcanic eruption mechanism can be viewed based on characteristics and volcanic magma chamber model. Characteristics and position of the magma chamber can be estimated using the seismic method by analyzing recorded seismic signals of a volcanic or tectonic earthquakes. Analysis of the recorded signals of volcanic earthquakes (type A and type B) and harmonic tremors obtained from three seismic stations are Ijen (Ijen), Tunnel Ijen (TRWI) and the Northern Crater Ijen (KWUI) was conducted by selecting visible signals based on waveform and spectral pattern to obtain its frequency. Hypocenter Analysis was conducted to determine the depth of volcanic earthquakes and to estimate position and the magma bag model. From the calculations, the distribution of the hypocenter position was at a depth 0-2500 meters below The Mt. Ijen creater. The Earthquake VB type, 2,000-2,500 meters below The Mt. Ijen crater, the Earthquake VA type 5000-50000 meters below sea level for Local Tectonic earthquake. It showed seismic area is at a depth of more than 4000 meters below sea level indicating magma pockets. The internal processes occurred were caused by the shift of the fault due to increasing of magma activities. It was also found that the magmanya bag model is the dual-system. In this model, the eruption can be seen as the process of emptying the shallow magma chamber. External force F (t) is analogous to the pressure of magma containing Pm (t) gas, the spring force (-ky) is analogous to the hydrothermal pressure of crater lake water. It was assumed that when the external force pushing the masses already exceeds the spring force and the damping force holding the massess then the external force is presented on the length of the spring and the mass is bounced back. The situation is analogous to the eruption, when magma pressure (Pm) already exceeds the hydrothermal pressure (Ph), then the pressure will come out and eruption is happened.
Keyword : vulcanic earthquake, Mt. Ijen, Hypocenter
RANCANG BANGUN ALAT PENJERNIH AIR LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PENYARING KOMBINASI PASIR – ARANG AKTIF
Oleh:
Hery Setyobudiarso1, Endro Yuwono2[1]
ABSTRAK : Perkembangan jasa pencucian pakaian (laundry) berkontribusi pada peningkatan penggunaan air tanah dan pemakaian deterjen sehingga menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengolahan air limbah laundry menjadi air bersih. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh bahan penyaring pasir silika, zeolit dan arang aktif terhadap hasil olahan air limbah laundry dan mengetahui pengaruh tekanan dan waktu pemakaian reaktor penyaring. Metode pengolahan yang digunakan adalah filtrasi menggunakan filtrasi pasir silika, adsorpsi karbon aktif, serta gabungan pengolahan filtrasi pasir aktif dan adsorpsi karbon aktif untuk menghasilkan air bersih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengolahan koagulasi dan flokulasi, filtrasi pasir aktif, adsorpsi karbon aktif serta gabungan filtrasi pasir aktif dan adsorpsi karbon aktif mampu menurunkan kekeruhan hingga batas maksimum air bersih. Karakteristik limbah laundry pada tekanan 1 bar memiliki nilai warna, COD dan TSS yang cenderung menurun dari menit ke 20 hingga menit ke 60 , warna nilai 138, COD 908 mg/l dan TSS 215 mg/l. Sedangkan pada tekanan 2 bar memiliki nilai warna, COD dan TSS yang cenderung menurun dari menit ke 20 hingga menit ke 60 , masing-masing masing-masing warna nilai 40, COD 746 mg/l dan TSS 210 mg/l. Air yang dihasilkan bukan merupakan air bersih tetapi aman untuk dibuang ke lingkungan.
Katakunci : arang aktif, COD, Kekeruhan, laundry.
ABSTRACT: The development of services for washing clothes (laundry) contribute to the increased use of ground water and detergent consumption so as to produce liquid waste that can pollute the environment. Therefore, the required waste water treatment system laundry into clean water. The purpose of this study was to determine the influence of filter materials, silica and, charcoal and zeolite aktiv of processed waste water laundry and find out the influence of pressure and time filter reactor use. Processing methodsused are filtration using silica sand filtration, activated carbon adsorption, as well asthe combined processing of active sand filtration and adsorption of activated carbonto produce clean water.
The results showed that the methods of processing of coagulation and flocculation, filtration of active sand, activated carbon adsorption and combination of active sandfiltration and activated carbon adsorption is capable of lowering the turbidity maximum limit up to clean water. Characteristics of waste laundry at 1 bar pressurehave color values, COD and TSS are likely to plummet from 20 minutes up to 60 minutes, the color value of the 138, 908 mg/l COD and TSS 215 mg/l. whereas inpressure 2 bar has a color value, COD and TSS are likely to plummet from 20 minutesup to 60 minutes each, each color value 40746, COD mg/l and 210 mg/l TSS. produced water is not clean water but it is safe to be discarded into the environment.
Keywords: active coals, COD, turbidity, laundry.
DISTRIBUSI DAN POLA SESAR DAERAH
KEPALA BURUNG (PAPUA BARAT)
Oleh:
Imarotul Muflihah1[1]
ABSTRAK : Pergerakan tiga lempeng di Indonesia, yakni lempeng Asia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik menimbulkan unsur-unsur tektonik yaitu gempa bumi. Hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami aktifitas tektonik, salah satu wilayah yang mengalami tektonik aktif adalah daerah Kepala Burung, Papua Barat. Daerah ini diduga terdapat pertemuan tiga lempeng tersebut. Penelitian geologi dan evolusi daerah Kepala Burung dimulai beberapa tahun lalu oleh beberapa peneliti. Studi tentang pergerakan lempeng yang mempengaruhi Kepala Burung menjelaskan bahwa lempeng benua Indo-Australia pada saat ini bergerak relatif ke utara sedangkan lempeng samudera Pasifik bergerak ke barat-daya. Deformasi akibat tumbukan oblique kedua lempeng ini terekam pada sejarah tektonik Kepala Burung dan seluruh daratan New Guinea. Akibatnya pada daerah Kepala Burung ini sering terjadi aktifitas tektonik hampir setiap hari pada setiap tahunnya. Dari penjelasan geologi tersebut diduga terdapat sesar-sesar aktif yang mana perlu dikaji lebih lanjut mengenai sesar-sesar di daerah Kepala Burung tersebut.
Tahapan penelitian ini dilakukan tiga tahap. Pertama, Data gempabumi yang yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari database gempa internasional yang dikelola oleh United States Geological Services(USGS), dan dari global CMT yang berpusat di Amerika Serikat. Kedua, Dari data global CMT tercatat data-data berupa beach ball, strike, dip, slip/rake-nya sehingga dapat dilihat mekanisme sesar. Ketiga, Pemetaan persebaran gempabumi dengan menggunakan Arcview GIS 3.3. Setelah dilakukan tahap-tahap tersebut kemudian dilakukan analisis data.
Berdasarkan analisa data yang telah didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa gempabumi yang terjadi di daerah Kepala Burung (Papua Barat) sebanyak 410 gempa, dan terdapat empat jenis sesar/patahan yaitu sesar geser, sesar naik, sesar turun dan sesar oblique. Jumlah sesar dari kejadian gempabumi tersebut adalah sebagai berikut : Sesar geser sebanyak 113 kali, sesar naik sebanyak 142 kali , sesar turun sebanyak 89 kali, sesar oblique sebanyak 73 kali. Dari jumlah sesar tersebut yang paling dominan di wilayah penelitian terjadi sesar naik.
Kata Kunci : Gempabumi, sesar/patahan, focal mechanism
ABSTRACT: The movement of all three plates in Indonesia that are Asian plate, the Indo-Australian plate and Pacific plate tectonic elements cause earthquake. Almost all parts of Indonesia experience tectonic activity, one of the areas experiencing active tectonics is Kepala Burung region of West Papua. This area is alleged as meeting point of the three plates. Research geology and evolution in Kepala Burung region began a few years ago by some researchers. The study of plates movement affecting this region explains that the Indo-Australian continental plate is currently moving relative to the north while the Pacific oceanic plate moves to the southwest. Deformation due to the oblique collision of these plates are recorded on the tectonic history of Kepala Burung and the rest of the mainland of New Guinea. As a result, Kepala Burung region is frequent tectonic activity nearly every day of every year. Based on the description of the geology, it is suspected than active faults are exist which needs to be studied any further.
This study was conducted in three stage. First, the used earthquake data are secondary data obtained from the database of international earthquake administered by the United States Geological Service (USGS), and from the global CMT based in the United States. Second, the global CMT data recording the beach ball data, strike, dip, slip /rake to observe fault mechanism. Third, Mapping of earthquakes distribution by using ArcView GIS 3.3. After these stages are accomplished then the data is analyzed.
Based the data, it was concluded that the earthquake occurred 410 times in Kepala Burung region (West Papua). There are four types of fault / shear fracture that are sliding fault, reverse fault, down fault and oblique fault. The number of occurrence of earthquake faults are as follows: sliding fault as many as 113 times, reverse fault 142 times, the down fault 89 times, oblique faults 73 times. From the number of the most dominant fault in the study area occurred reverse fault.
Keyword : earthquake, fault/shear,focal mechanism
PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI Eschericia coliO157:H7 TERHADAP PRODUKSI ENERGI LISTRIK
PADA SEL BAHAN BAKAR URINE
Oleh :
Subur Pramono1[1], Erika Rani2
ABSTRAK: Krisis energi merupakan faktor yang sangat urgen dalam penerapan ilmu pengetahuan, oleh karena itu dibutuhkan suatu metode penemuan sumber energi yang dapat diperbaharui; alternatif dan efisien sehingga dapat dijadikan solusi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh urine. Bakteri yang digunakan sebagai katalisator adalah bakteri Eschericia coli O157:H7 yang termasuk strain human. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan bakteri Eschericia coli O157:H7 terhadap produksi energi listrik pada sel bahan bakar urine, serta untuk mengetahui efisiensi kerja sistem microbial fuel cell (MFC) dual chamber dalam menghasilkan energi listrik tertinggi pada masing-masing penambahan bakteri. Metode penghitungan jumlah koloni dan/atau volume bakteri Eschericia coli O157:H7 yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Optical Density. Berdasarkan penelitian ini didapatkan densitas daya per satuan luas elektroda sebesar 8003 mW/m2 pada saat OD 0,6. Kuat arus maksimum yang dihasilkan mencapai 0,149 mA pada saat OD 0,2 dan tegangan maksimumnya sebesar 453 mV pada saat OD 0,6. Nilai efisiensi yang dihasilkan adalah dalam range 12,49% sampai 27,76% dengan efisiensi tertinggi 27,76 % pada perlakuan OD 0,6. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan bakteri Eschericia coli O157:H7 dengan metode optical density (OD 0,6) ke dalam 850 ml urine dalam kompartemen anoda mampu meningkatkan produksi energi listrik MFC dual chamber.
Katakunci: Eschericia coli O157:H7, Optical Density (OD), microbial fuel cell (MFC), Urine.
ABSTRACT: Energy crisis is very urgent in the application of science, therefore the required method of discovery renewable energy sources; an alternative; and more efficient, so that it can be made into solution of environmental pollution caused by urine. The reactor used in this research is microbial fuel cell (MFC) dual chamber that uses 850 ml of urine as a mediator (anolit) and a aquadest who were given oxygen flow as electron acceptors (katolit). The electrode being used in this study is the silver elecrodes with surface area 60 cm2. Bacteria are used as a catalyst is bacteria Eschericica coli O157:H7, including human strains.
This researchs aims to study the influence of addition of bacteria related to the production of electrical energy in a urine fuel cells, and knowing efficiency system works microbial fuel cells dual chamber in generating the highest electrical energy in each addition bacteria. A method of calculating the number of colonies and/or volume bacteria Eschericia coli O157:H7 used in this research is a method of optical density (OD).
Based on this research, it acquired the power density per unit area electrodes as much as 8003 mW/m2 OD 0,6 at the time. A strong current of maximum produced reached 0,149 mA at the time of OD 0,2 and voltage maximum velocity at 453 mV when OD 0,6.the value of the efficiency with which produced are in range 12,49% to 27,76% with highest efficiency 27,76% in treatment OD 0,6. From this research it can be concluded that the addition of bacteria Eschericia coli O157:H7 with method of Optical Density (OD 0,6) into 850 ml urine in the anode compartment able to improve the productin of electrical energy output microbial fuel cells (MFC) dual chamber.
Keywords: Eschericia coli O157: H7, Optical Density (OD), Microbial Fuel Cell (MFC), Urine
KARAKTERISASI SIFAT FISIS MEMBRAN POLIMER MATRIK KOMPOSIT(PMC) DARI KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORBSI LOGAM BERAT PADA MINYAK GORENG BEKAS
Oleh:
Vivi Nurmayanti[1] dan Erna Hastuti2
ABSTRAK: Minyak goreng yang sudah berulangkali dipanaskan akan berwarna hitam dan mengandung logam-logam berat. Untuk meremajakannya diperlukan teknologi alternatif yang mampu mereduksi logam berat pada minyak goreng bekas. Salah satunya adalah membran PMC yang digunakansebagai filter. Membran di uji sifat fisis (debit aliran, kerapatan, porositas) dengan variasi ukuran mesh dan komposisi karbon aktif tempurung kelapa. Matrik berasal dari campuran 0.3 gr PEG, 5 ml PVA, dan 5 ml Aquades. Filler berupa serbuk karbon aktif berasal dari limbah tempurung kelapa. Membran di buat dengan variasi ukuran mesh 60, 100, 120 mesh dan komposisi 1, 3, dan 5 gr. Karbon aktif diperoleh dari tempurung kelapa dengan teknik pemanasan pada temperatur 500o C dan aktifasi kimia dengan larutan H3PO4 5 M. Hasil terbaik ditunjukkan pada membran dengan penambahan karbon aktif 5 gram 120 mesh yang memiliki efektifitas penyaringan paling baik dan adsorbsi logam berat paling maksimal. Debit aliran semakin meningkat dengan nilai 0.0333 (ml/menit) dan kerapatan membran semakin kecil 0.95534 (gr/cm) dengan porositas 0.39 %. Hasil AAS menunjukan logam Cu mengalami penurunan kadar logam sebesar 0.0819 mg/L dan logam Fe 0.0285 mg/L. Membran ini merupakan membran mikrofiltrasi dengan rata-rata pori-pori 160.4 nm yang mampu mereduksi partikel dan bakteri dengan ukuran 400 nm hingga 2 µm..
Katakunci: Minyak goreng, Karakterisasi, aktifasi, PMC, Membran, karbon aktif, Tempurung Kelapa, Adsorbsi
ABSTRACT: The used edible oil that has been heated repeatedly turns black and contain heavy metals. to filter it, it is needed alternative technologies that can reduce heavy metals in used edible oil. One of them is PMC membrane technology which used as filter. It’s tested physical properties such as (flow rate, density, porosity) by Mesh size variation and the additional of coconut shell activated carbon. Matrix derived from a mixture of 0.3 g PEG , 5 ml of PVA , and 5 ml distilled . Filler in the form of powder activated carbon derived from coconut shell waste . Membrane is made by mesh size variation 60, 100, 120 mesh and the composition of 1, 3, and 5 gr . Activated carbon is derived by coconut shell extraction with heating technique (furnace) at a temperature of 500oC and a chemical activation with solvent H3PO4 5 M. The best filtration indicated by membranes with the addition of 5 grams of activated carbon which has a 120 mesh that has the effectiveness of best filtering used cooking oil and purest heavy metal adsorption. Discharge is being raised with the value of 0.0333 (ml/min) and density of the membrane smaller 0.95534 (g/cm) with porosity 0.39 % . AAS results showed Cu decreased of metal levels in the mount of 0.0819 mg/L and Fe 0.0285 mg/L. This membrane is a microfiltration membrane with an average of pores 160.4 nm that was able to reduce the particles and bacteria with size 400 nm to 2 µm.
Keywords: Edible oil, Characterization, activation, PMC, Actived carbon, membrane, coconut shell, Adsorbsion
PENGARUH SUHU TERHADAP PENAMBAHAN
BAKTERI Eschericia coli O157:H7 DALAM URIN
UNTUK PEMBENTUKAN BIOFILM DAN PRODUKSI ELEKTRON
Oleh :
Ahmad Riza W1[1], Avin Ainur F2
ABSTRAK: Kebutuhan energi listrik di Indonesia yang terus meningkat telah memicu dilakukannya berbagai riset ke arah teknologi inovatif yang lebih efektif, efisien dan ramah lingkungan untuk memproduksi energi listrik. Salah satu teknologi alternatif yang bisa dikembangkan adalah Microbial Fuel Cell (MFC) yang berbasis prinsip bioelektrokimia dengan memanfaatkan urin dan mikroorganisme bakteri Eschericia Coli untuk memecah substrat sehingga menghasilkan energi listrik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur efisiensi Urin dan bakteri Eschericia Coli dalam menghasilkan elektron dan mengetahui pembentukan biofilm yang terjadi, Metode penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental dengan melakukan uji perbandingan hasil Kuat Arus dan Tegangan pada perlakuan variasi temperatur dan nilai Optical Density yang dihasilkan, serta Daya Hantar Listrik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada od 0 dengan nilai Imax 1,815 A dan Vmax 0,849 V pada suhu 37ºC, dan nilai Power Density 559,125 mW .Pada beberapa nilai OD dan perlakuan variasi temperatur di dapat nilai kuat arus dan Tegangan mengalami kenaikan ini bisa terjadi karena bakteri E.coli yang digunakan sedang berada pada fase eksponensial. Ada juga nilai kuat arus dan tegangan mengalami penurunan, Penurunan ini terjadi sehubungan dengan kondisi bakteri yang mulai memasuki fase kematian. dan penurunan kuat arus dan tegangan juga bisa terjadi sehubungan dengan aktivitas bakteri di dalam anoda yang lama kelamaan dapat membentuk Biofilm pada permukaan elektroda dan semakin tinggi konsentrasi suatu larutan semakin tinggi daya hantar listriknya atau konduktivitasnya.
Kata Kunci: energi alternatif, microbial fuel cell (mfc), urin, bakteri eschericia coli O157:H7
ABSTRACT: Requirement of electrics energy in Indonesia which increasing have triggered of various research into up at inovative technology which more effective, efficient, and friendly of environment to produce electrics energy. One of them which can developed is Microbial Fuel Cell (MFC) which base on principle of bioelectrics and chemistry by exploiting of urine and the bacterium of Eschericia coli O157:H7 to break substract so that produce the electrics energy.
The purpose of this research is for measuring of urine efficient and bacterium of Eschericia coli O157:H7 in producing electron and knowing of forming biofilm that happened. The used research methode is experiment studying which doing the test comparison of strong result of current and tension at treatment of temperature variation and value of Optical Density (OD) that produced, and the energy pass electrics.
The result from this research is on OD 0 with value of Imax 1,815 A and Vmax 0,849 V on temperature 37 and on power density 559,125 mW. In some the value of OD and treatment of temperature variation obtained by strong value of current and tension have increasing, because Eschericia coli O157:H7 which used is residing in phase of exponential. There are value of current and tension have degradation, because the condition of bacterium starting phase of death. And degradation current and tension also can happened because the relation of bacterium activity in anode for long time can form the biofilm on surface of electrode and if the concentration of fluide go to high, so the energy pass electrics go to high too or its conductivity.
Keywords: Alternative Energy, Microbial Fuel Cell (MFC), Urine, Bacterium Of Eschericia coliO157:H7