Mahasiswa Fisika UIN Malang Juarai Konferensi Nasional, Kalahkan Peserta Kalangan Mahasiswa sampai Dosen dari Kampus-Kampus Legend Indonesia

“Gebrak panggung nasional, Fisika UIN Malang siap bersaing di kancah besar!

Malang – Mahasiswa jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang, yaitu Nurin Alwaaritsy, berkesempatan mempresentasikan hasil artikelnya dalam konferensi nasional yang di selenggarakan di Universitas Diponegoro pada 1-3 Oktober 2024 silam.Di tengah persaingan ketat dengan peserta dari berbagai universitas terkemuka di seluruh Indonesia, mahasiswa UIN Malang ini membuktikan bahwa fisika pun mampu menunjukkan taringnya dengan membawa pulang penghargaan sebagai juara 1 (presenter terbaik) dan 10 artikel terbaik.

Kegiatan bertemakan “Strategi Transisi Energi Berkeadilan di Sektor Transportasi” yang diadakan oleh Traction Energi Asia bekerja sama dengan Universitas Diponegoro, IPB, dan Universitas Negeri Semarang ini dihadiri oleh para akademisi, dosen, dan mahasiswa jenjang S1 hingga S3 dari UGM, IPB, UNS, UIN Aceh, Univ. BSI, Univ. Pertamina, Unsoed, dan Bappeda Brebes.

Dalam konferensi tersebut, Nurin mengangkat fenomena kelangkaan bio-solar di kawasan tapal kuda beserta tantangan implementasi bahan bakar biodiesel berbasis minyak Keruing, tumbuhan endemik kawasan hutan tropis dalam menyongsong transisi bahan bakar berkelanjutan. “Alhamdulillah atas berkat Rahmat Allah, bimbingan, dan dukungan penuh dari orang tua dan para dosen, target bawa fisika go nasional sebelum lulus paid off,” ujarnya penuh semangat.

Kemenangan sebagai juara 1 ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi semua untuk menekuni bidang ilmu fisika, terutama di UIN Malang. “Kami ingin membuktikan bahwa di sini, di Fisika UIN Malang, kami tidak hanya belajar teori, tetapi juga berperan aktif dalam menghadirkan solusi nyata bagi masalah-masalah global khususnya dalam mendukung Sustainability Development Goals. Jangan berhenti disini, teman – teman ditunggu ya gebrakannya” lanjutnya. Pencapaian ini membuka mata kita bahwa kualitas tidak selalu ditentukan oleh ukuran institusi, melainkan oleh ketajaman fikir dan dzikir serta semangat untuk terus belajar dan berinovasi.